Langsung ke konten utama

RPS PERTEMUAN KE-V KECEPATAN KEPADATAN ARUS LALU LINTAS


KECEPATAN KEPADATAN ARUS LALU LINTAS

Pergerakan arus lalu lintas pada suatu ruas jalan dan kemampuan ruas jalan dalam menampung arus lalu lintas perlu diperhatikan, karena secara luas akan berhubungan dengan kualitas dan kuantitas dari suatu sistim transportasi. Volume (V), kecepatan (S), dan kepadatan (D), merupakan tiga parameter utama yang sangat mempengaruhi karakteristik operasional arus lalu lintas. Hubungan antara volume, kecepatan dan kepadatan lalu lintas ini dapat dipakai sebagai pedoman untuk menentukan nilai matematis ruas jalan untuk kondisi yang ideal.

Teori pegerakan arus lalu lintas ini akan menjelaskan mengenai kualitas dan kuantitas dari arus lalu lintas sehingga dapat diterapkan pemilihan model yang paling tepat untuk ruas jalan yang ditinjau. Untuk mempermudah penerapan teori pergerakan lalu lintas digunakan metode pendekatan matematis untuk menganalisa gejala yang berlangsung dalam arus lalu lintas. Salah satu cara pendekatan untuk memahami perilaku lalu lintas tersebut adalah dengan menjabarkannya dalam bentuk hubungan matematis dan grafis. Suatu peningkatan dalam volume lalu lintas akan menyebabkan berubahnya perilaku lalu lintas. Secara teoritis terdapat hubungan yang mendasar antara volume, kecepatan dan kepadatan.

Karakteristik lalu lintas menyatakan ukuran kuantitas yang menerangkan kondisi yang dinilai oleh pembina jalan. Karakteristik lalu lintas pada ruas jalan meliputi volume (arus), kecepatan, dan kepadatan (MKJI, Bina Marga, 1997)


Volume

Volume adalah jumlah kendaraan (atau mobil penumpang) yang melalui suatu titik tiap satuan waktu. Manfaat data (informasi) volume adalah :
-             Nilai kepentingan relative suatu rute
-             Fluktuasi dalam arus
-             Distribusi lalu lintas dalam sebuah sistem jalan
-             Kecenderungan pemakai jalan

Data volume dapat berupa volume :
a.          Berdasarkan arah arus
1)       dua arah
2)       satu arah
3)       arus lurus
4)       arus belok (kiri atau kanan)

b.          Berdasarkan jenis kendaraan
1)       Kendaraan Ringan (light vehicle), yaitu indeks untuk kendaraan bermotor dengan roda 4 (yang termasuk mobil penumpang, oplet, bus mikro, pick up, station wagon, colt jeep, dan truk mikro yang sesuai klasifikasi Bina Marga) dengan nilai smp adalah 1,0.

2)       Kendaraan berat (heavy vehicle), yaitu indeks untuk kendaraan bermotor dengan roda 4 atau lebih (yang termasuk bus, truk 2 gandar, truk 3 gandar, dan kombinasi yang sesuai dengan klasifikasi Bina Marga) dengan nilai smp adalah 1,2.

3)       Sepeda motor (motorcycle), yaitu indeks untuk kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda (termasuk sepeda motor dan kendaraan roda yang memenuhi syarat klasifikasi Bina Marga) dengan nilai smp adalah 0,25.

4)       Kendaraan Tak Bermotor (unmotorized), yaitu indeks untuk kendaraan tak bermotor dengan roda (termasuk sepeda, becak, dokar, kereta dorong yang sesuai klasifikasi Bina Marga) dengan nilai smp adalah 1,0.

Volume (arus) lalu lintas, dinyatakan dengan notasi V adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu dalam suatu ruas jalan tertentu dalam satu satuan waktu tertentu, biasa dinyatakan dalam satuan kendaraan/jam (Tamin, 2003). Hubungan antara volume, kecepatan dan kepadatan adalah :

V = D. S

dimana, V  = Volume atau arus
D    = Kepadatan
S = Kecepatan


Kecepatan

Kecepatan didefinisikan sebagai laju dari suatu pergerakan kendaraan dihitung dalam jarak per satuan waktu. Dalam pergerakan arus lalu lintas, tiap kendaraan berjalan pada kecepatan yang berbeda. Dengan demikian dalam arus lalu lintas tidak dikenal karakteristik kecepatan kendaraan tunggal. Dari distribusi tersebut, jumlah rata – rata atau nilai tipikal dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik dari arus lalu           lintas. Dalam perhitungannya. Kecepatan dinyatakan dengan notasi S adalah jarak yang dapat ditempuh dalam satu satuan waktu tertentu (Tamin, 2003)


Kepadatan

Kepadatan (density) didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang tertentu dari lajur atau jalan, dirata – ratakan terhadap waktu, biasanya dinyatakan dengan kendaraan per mil (Khisty, 2005). Sedangkan menurut (Tamin, 2003), kepadatan lalu lintas dinyatakan dengan notasi D adalah jumlah kendaraan yang berada dalam satu satuan panjang jalan tertentu,biasanya dinyatakan dalam satuan kendaraan/km



Dari Gambar diatas memperlihatkan saling keterkaitan antara variabel volume, kecepatan dan kepadatan dari suatu pergerakan arus lalu lintas.

a)       Hubungan volume dan kecepatan adalah dengan bertambahnya volume lalu lintas maka kecepatan akan berkurang sampai kepadatan kritis tercapai.

b)       Hubungan volume dan kepadatan adalah kepadatan akan bertambah apabila volumenya juga bertambah. Pada saat tercapai volume maksimum maka kapasitas jalur jalan sudah tercapai.

c)       Hubungan kecepatan dan kepadatan adalah kepadatan lalu lintas meningkat maka kecepatan akan menurun (Tamin, 2003).

Gambar 2.1 juga memperlihatkan beberapa parameter penting arus lalu lintas lainnya yang dapat didefinisikan sebagai berikut :
1.       VM = Kapasitas atau arus maksimum (kendaraan/jam)
2.       SM= kecepatan  pada  kondisi  arus lalu lintas maksimum (km/ jam)
3.       DM= kepadatan  pada  kondisi  arus lalu lintas maksimum (kend/km)

Hubungan matematis antara arus, kecepatan dan kepadatan dianggap memenuhi kondisi batas – batas tertentu adalah sebagai berikut :
1.       Arus sama dengan nol ketika kepadatan sama dengan nol.
2.       Arus sama dengan nol ketika kepadatan maksimum.
3.       Kecepatan bebas rata – rata terjadi pada waktu kepadatan sama dengan nol.
4.       Kurva – kurva arus kepadatan berbentuk cembung. (Khisty, 2005).
 

DAFTAR PUSTAKA


Edward K. Morlok, 1985. Perencanaan Transportasi. Erlangga : Universitas Sumatera : Padang

Alamsyah, A.A, 2008. Rekayasa Lalu Lintas Edisi Revisi. UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang: Malang

Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum RI, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta

Khisty, C.J,  2005. Dasar –Dasar Rekayasa Transportasi Edisi Ketiga Jilid 1.
Erlangga: Jakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPS PERTEMUAN KE-XII ANALISA DATA SURVEI LALU LINTAS

ANALISA DATA SURVEI LALU LINTAS BAB I PENDAHULUAN 1.1.  Latar Belakang Lalu lintas merupakan turunan kedua dari transportasi di dalam Undang-undang No 22tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung. Khususnya di daerah Padang yaitu Ibu kota Provinsi Sumatera Barat, merupakansalah satu daerah yang sebagian besar orang menggunakan kendaraan pribadi. Padang juga merupakan daerah yang pendidikannya cukup berkualitas terutama perguruan tinggi, sehingga banyak pendatang dari kalangan mahasiswa dari luar kota datang untuk menuntut ilmu di beberapa perguruan tinggi di Kota Padang. Bukan hanya dari segi pendidikan, banyak juga pendatang dari kalangan karyawan, pedagang, dan bidang pekerjaan lainnya. Hal ini menyebabkan pertumbuhan perekonomian dan pariwisata yang teru

ATURAN PERUNDANGAN BERHUBUNGAN DENGAN REKAYASA LALU LINTAS(BAG. 2)

PENGANTAR UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN Latar Belakang Penggantian Undang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.  Undang – undang lalu lintas dan Angkutan jalan Nomor 22 Tahun 2009, yang diundangkan sejak 26 Mei 2009 oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,   merupakan pengganti dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 yang dinilai sudah tidak relevan lagi dengan situasi lalu lintas yang ada sekarang.   Disamping itu juga banyak faktor yang mempengaruhi perlu digantinya  Undang–undang lalu lintas dan angkutan jalan antara lain : Banyak peraturan lalu lintas yang belum diatur dalam Undang – undang lalu lintas dan Angkutan jalan sebelumnya. Belum adanya efek jera terhadap para pelanggar yang melakukan kejahatan atau pelanggaran lalu lintas karena hukumannya terlalu rendah. Meningkatnya jumlah pertumbuhan kendaraan bermotor dijalan setiap tahunya yang tidak sebanding dengan pengadaan ruas jalan, Pertumbuhan Ekonomi secara Nasional

CONTOH SKRIPSI TENTANG REKAYASA LALU LINTAS

ANALISA LALU LINTAS TERHADAP KAPASITAS JALAN DI PINGGIRAN KOTA PONTIANAK (KASUS JALAN SUNGAI RAYA DALAM) Abstract Ruas Jalan Sungai Raya Dalam yang merupakan batas serta penghubung antara kota Pontianak dan kabupaten Kubu Raya, dimana kondisi lalu lintas pada jalan tersebut padat dan tidak teratur apalagi pada saat jam sibuk dan tidak jarang pula pada jalur ini terjadi kemacetan yang dapat mempengaruhi keselamatan dan keterlambatan pengguna jalan. Tujuan dalam penelitian ini memfokuskan pada mengevaluasi kondisi lalu lintas di jalan Sungai raya dalam, menganalisas Kapasitas lalu lintas jalan saat sekarang dan menentukan alternatif/perbaikan kapasitas jalan. Pengumpulan data menggunakan data primer diperoleh melalui perhitungan kinerja jalan. Metode penelitian ini adalah deskriptif menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi dan studi dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini adalah ruas jalan Sungai Raya Dalam yang terbagi dalam pos 1 dan pos 2. Hasil dari penelitian adala