KECEPATAN KEPADATAN ARUS LALU LINTAS
Pergerakan arus lalu lintas pada suatu ruas jalan dan kemampuan ruas jalan dalam menampung arus lalu lintas perlu diperhatikan, karena secara luas akan berhubungan dengan kualitas dan kuantitas dari suatu sistim transportasi. Volume (V), kecepatan (S), dan kepadatan (D), merupakan tiga parameter utama yang sangat mempengaruhi karakteristik operasional arus lalu lintas. Hubungan antara volume, kecepatan dan kepadatan lalu lintas ini dapat dipakai sebagai pedoman untuk menentukan nilai matematis ruas jalan untuk kondisi yang ideal.
Teori pegerakan arus lalu lintas ini akan menjelaskan mengenai kualitas dan kuantitas dari arus lalu lintas sehingga dapat diterapkan pemilihan model yang paling tepat untuk ruas jalan yang ditinjau. Untuk mempermudah penerapan teori pergerakan lalu lintas digunakan metode pendekatan matematis untuk menganalisa gejala yang berlangsung dalam arus lalu lintas. Salah satu cara pendekatan untuk memahami perilaku lalu lintas tersebut adalah dengan menjabarkannya dalam bentuk hubungan matematis dan grafis. Suatu peningkatan dalam volume lalu lintas akan menyebabkan berubahnya perilaku lalu lintas. Secara teoritis terdapat hubungan yang mendasar antara volume, kecepatan dan kepadatan.
Karakteristik lalu lintas menyatakan ukuran kuantitas yang menerangkan kondisi yang dinilai oleh pembina jalan. Karakteristik lalu lintas pada ruas jalan meliputi volume (arus), kecepatan, dan kepadatan (MKJI, Bina Marga, 1997)
Volume
Volume adalah jumlah kendaraan (atau mobil penumpang) yang melalui suatu titik tiap satuan waktu. Manfaat data (informasi) volume adalah :
- Nilai kepentingan relative suatu rute
- Fluktuasi dalam arus
- Distribusi lalu lintas dalam sebuah sistem jalan
- Kecenderungan pemakai jalan
Data volume dapat berupa volume :
a. Berdasarkan arah arus
1) dua arah
2) satu arah
3) arus lurus
4) arus belok (kiri atau kanan)
b. Berdasarkan jenis kendaraan
1) Kendaraan Ringan (light vehicle), yaitu indeks untuk kendaraan bermotor dengan roda 4 (yang termasuk mobil penumpang, oplet, bus mikro, pick up, station wagon, colt jeep, dan truk mikro yang sesuai klasifikasi Bina Marga) dengan nilai smp adalah 1,0.
2) Kendaraan berat (heavy vehicle), yaitu indeks untuk kendaraan bermotor dengan roda 4 atau lebih (yang termasuk bus, truk 2 gandar, truk 3 gandar, dan kombinasi yang sesuai dengan klasifikasi Bina Marga) dengan nilai smp adalah 1,2.
3) Sepeda motor (motorcycle), yaitu indeks untuk kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda (termasuk sepeda motor dan kendaraan roda yang memenuhi syarat klasifikasi Bina Marga) dengan nilai smp adalah 0,25.
4) Kendaraan Tak Bermotor (unmotorized), yaitu indeks untuk kendaraan tak bermotor dengan roda (termasuk sepeda, becak, dokar, kereta dorong yang sesuai klasifikasi Bina Marga) dengan nilai smp adalah 1,0.
Volume (arus) lalu lintas, dinyatakan dengan notasi V adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu dalam suatu ruas jalan tertentu dalam satu satuan waktu tertentu, biasa dinyatakan dalam satuan kendaraan/jam (Tamin, 2003). Hubungan antara volume, kecepatan dan kepadatan adalah :
V = D. S
dimana, V = Volume atau arus
D = Kepadatan
S = Kecepatan
Kecepatan
Kecepatan didefinisikan sebagai laju dari suatu pergerakan kendaraan dihitung dalam jarak per satuan waktu. Dalam pergerakan arus lalu lintas, tiap kendaraan berjalan pada kecepatan yang berbeda. Dengan demikian dalam arus lalu lintas tidak dikenal karakteristik kecepatan kendaraan tunggal. Dari distribusi tersebut, jumlah rata – rata atau nilai tipikal dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik dari arus lalu lintas. Dalam perhitungannya. Kecepatan dinyatakan dengan notasi S adalah jarak yang dapat ditempuh dalam satu satuan waktu tertentu (Tamin, 2003)
Kepadatan
Kepadatan (density) didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang tertentu dari lajur atau jalan, dirata – ratakan terhadap waktu, biasanya dinyatakan dengan kendaraan per mil (Khisty, 2005). Sedangkan menurut (Tamin, 2003), kepadatan lalu lintas dinyatakan dengan notasi D adalah jumlah kendaraan yang berada dalam satu satuan panjang jalan tertentu,biasanya dinyatakan dalam satuan kendaraan/km
Dari Gambar diatas memperlihatkan saling keterkaitan antara variabel volume, kecepatan dan kepadatan dari suatu pergerakan arus lalu lintas.
a) Hubungan volume dan kecepatan adalah dengan bertambahnya volume lalu lintas maka kecepatan akan berkurang sampai kepadatan kritis tercapai.
b) Hubungan volume dan kepadatan adalah kepadatan akan bertambah apabila volumenya juga bertambah. Pada saat tercapai volume maksimum maka kapasitas jalur jalan sudah tercapai.
c) Hubungan kecepatan dan kepadatan adalah kepadatan lalu lintas meningkat maka kecepatan akan menurun (Tamin, 2003).
Gambar 2.1 juga memperlihatkan beberapa parameter penting arus lalu lintas lainnya yang dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. VM = Kapasitas atau arus maksimum (kendaraan/jam)
2. SM= kecepatan pada kondisi arus lalu lintas maksimum (km/ jam)
3. DM= kepadatan pada kondisi arus lalu lintas maksimum (kend/km)
Hubungan matematis antara arus, kecepatan dan kepadatan dianggap memenuhi kondisi batas – batas tertentu adalah sebagai berikut :
1. Arus sama dengan nol ketika kepadatan sama dengan nol.
2. Arus sama dengan nol ketika kepadatan maksimum.
3. Kecepatan bebas rata – rata terjadi pada waktu kepadatan sama dengan nol.
4. Kurva – kurva arus kepadatan berbentuk cembung. (Khisty, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Edward K. Morlok, 1985. Perencanaan Transportasi. Erlangga : Universitas Sumatera : Padang
Alamsyah, A.A, 2008. Rekayasa Lalu Lintas Edisi Revisi. UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang: Malang
Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum RI, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta
Khisty, C.J, 2005. Dasar –Dasar Rekayasa Transportasi Edisi Ketiga Jilid 1.
Erlangga: Jakarta
Komentar
Posting Komentar